KABARSULSEL.COM, WAJO -- Kabupaten Wajo kembali mendapatkan kepercayaan dari Wold Health Organization (WHO) untuk menghadiri Forum Internasional. Kali ini, Pemkab Wajo diundang menghadiri Workshop Regional to Develop City Health Profiles and Healthy City Plans yang dilaksanakan oleh WHO wilayah Asia Tenggara di Kantor Regional untuk Asia Tenggara di Kathmandu, Nepal, Selasa sampai Kamis, 25-27 April 2023. Hanya Kabupaten Wajo dan Kota Makassar yang diundang mewakili Indonesia pada forum ini.
Kegiatan ini merupakan yang ketiga kalinya Kabupaten Wajo diundang oleh WHO memaparkan tentang Kabupaten Sehat pada forum internasional setelah di Thailand pada bulan September 2022 dan di Denmark pada bulan Desember 2022 lalu yang dihadiri oleh Ketua Tim Pembina Forum Kabupaten Sehat (FKS), Andi Pallawarukka.
Yang menarik dari pertemuan kali ini adalah Pemerintah Kabupaten Wajo selain dihadiri langsung oleh Ketua Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Wajo, Sitti Maryam, juga turut diikuti oleh perwakilan Non Governmental Organization (NGO), Achmad Muflih Insani.
Achmad Muflih Insani yang mendapatkan kepercayaan memaparkan tentang Kabupaten Sehat di Kabupaten menyampaikan bahwa kehadirannya dalam forum tersebut bersama ketua FKS untuk mewakili Bupati Wajo selaku Kepala Daerah yang telah mengantarkan Wajo meraih prestasi terbaiknya dalam empat tahun terakhir.
"Seperti halnya daerah lain di Indonesia pada khususnya, dan di dunia pada umumnya, Kabupaten Wajo terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui berbagai upaya pembangunan, termasuk di bidang kesehatan, agar masyarakat dapat hidup lebih baik dari hari ke hari," ucap Achmad Muflih.
Achmad Muflih pada kesempatan tersebut menjelaskan potensi dan permasalahan yang sering terjadi di Kabupaten Wajo, khususnya Kota Sengkang. Terkait dengan masalah kesehatan, Kabupaten Wajo
pada umumnya masih menghadapi masalah dengan prevalensi atas sejumlah penyakit yang ada.
"Dengue, Tubercolosis, strokes, Cancer, Hypertension, Diabetes and Cardiovascular masih menempati angka-angka yang cukup tinggi dan menjadi ancaman yang signifikan. Demikian pula dengan Prevalensi Kondisi Kesehatan yang terdiri atas MMR, IMR, Toddlers Obesity, Kecelakaan Lalu Lintas dan Sedentary Lifestyle. Dan yang terakhir adalah masih besarnya angka Stunting yang mencapai 28,6%," ungkapnya.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sekaligus untuk menanggulangi dampak permasalahan yang dihadapi selama ini, Kabupaten Wajo melaksanakan beberapa agenda diantaranya adalah pelibatan warga lansia atau ULAMA (Usia Lanjut Masih Aktif) dalam berbagai upaya promosi kesehatan terutama dalam membentuk Pola Pikir Sehat di kalangan masyarakat yang diselenggarakan oleh Forum Kabupaten Sehat.
Lalu, mengantisipasi tingginya penyakit Dengue dengan melahirkan inovasi Go Cantik yang merupakan akronim dari Gerakan Wajo Cari Jentik. Karena inovasi ini, Distribusi Kasus DBD di Kabupaten Wajo dalam 4 tahun terakhir telah mengalami penurunan yang signifikan di tahun 2022 lalu.
Juga, beberapa inovasi seperti Masyarakat Keera Peduli Disabilitas (Masker Pelita) dan JEMARI INDAH SIAP SIAGA atau Jemput dan Antar Ibu Bersalin Dari/Ke Rumah dengan Aplikasi Alarm Persalinan Siap Antar Jaga serta inovasi lainnya.
"Ke depan, Pemda akan terus bersinergi bersama para lansia dan seluruh stakeholder dengan membangun Early Warning System terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi di Kabupaten Wajo. Begitu juga, kami dari NGO akan terus membantu dan mendukung program Kabupaten Sehat dengan melakukan sosialisasi sesering mungkin khususnya kepada kaum milenial agar seluruh masyarakat bisa memiliki kepekaan terhadap isu sosial," jelasnya.
Selain itu, Achmad Muflih Insani yang aktif melakukan pembinaan terhadap UMKM, khususnya mendorong legalitas dan kualitas produk mereka ini siap membantu dan berkolaborasi pada tatanan kabupaten sehat tersebut.
"Begitupun untuk mendukung tatanan Permukiman, Sarana dan Prasarana yang sehat, kita terus membantu menyukseskan Gerakan Masjid Cantik yang juga merupakan program prioritas Pemkab Wajo," ungkap Achmad Muflih yang juga merupakan pembina Pondok Tahfidz Iman Ahmad di Desa Sogi ini.
Sementara, Ketua FKS Kabupaten Wajo, Sitti Maryam menjelaskan bahwa sebagai bentuk penghargaan kepada perwakilan NGO yang turut hadir, dirinya meminta agar pemaparan Kabupaten Wajo disampaikan oleh Perwakilan NGO, Achmad Muflih Insani.
"Kamu juga mengapresiasi atas peran dari semua pihak sehingga Kabupaten Wajo bisa mendapatkan prestasi terbaik di bidang kesehatan dalam empat tahun terakhir. Kami juga mengapresiasi keberanian Achmad Muflih memaparkan tentang Kabupaten Sehat Kabupaten Wajo di hadapan peserta lintas negara," ucapnya.
Tidak lupa, Sitti Maryam menyampaikan terima kasih kepada WHO, WHO SEARO dan WHO Indonesia, khususnya Dr. Suvajee dan Dr. Fransiska beserta staf atas perhatian yang telah dicurahkan kepada Kabupaten Wajo. Juga kepada Kementerian Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Bappenas, Fornas dan Unhas atas dukungannya untuk Kabupaten Wajo.
" Ada lebih dari 500 kabupaten di Indonesia. Namun Wajo mendapat kehormatan untuk menjadi bagian dari jaringan ini. Secara khusus juga kami berterima kasih kepada UGHW yang telah memprakarsai partisipasi Kabupaten Wajo dalam jaringan Kota/Kabupaten Sehat di SEARO," pungkasnya.(*)